ようこそ6105fanのブログへ 次は コメントをください

NEWS UPDATE Website JRFCI dipindahkan ke address yang baru yaitu http://www.geocities.jp/webjrfci dan kini hanya berbentuk webpage saja

Thursday 26 March 2015

Farewell of 東京都交通局6000形?

Kampungbandan
Siapa yang gak kenal KRL yang ini? didatangkan dari Tokyoto Kotsukyoku (Tokyo Transportation Bureau) atas amanat dari Kaisar ini mulai dinas di Indonesia tahun 2000. Kereta yang datang tidak berarturan berdasarkan nomor dan dirangkai berdasarkan batch masing-masing kereta (alias acak-acakan).

Pertamakali berdinas pada tahun 1968 di TOEI Mita Line sebanyak 28 rangkaian dengan stanformasi 6 kereta sampai akhirnya dipensiunkan pada tahun 1999 dan dihibahkan ke Indonesia pada tahun 2000  sebanyak 72 unit atas amanat dari Kaisar Akihito yang prihatin pada wajah komuterisasi rel di Indonesia.

Plat bertuliskan Tokyoto Kotsukyoku
Selain Indonesia, ada perusahaan yang ngambil ginian juga kayak Chichibu Railway dengan stanformasi 3 kereta dan Kumamoto Railway (Kumaden) dengan stanformasi 2 kereta, disitu jalannya pelan, malah lebih mirip tram jalurnya pun begitu (fotonya ada di wikipedia).

Banyak kata "pertamakali" untuk KRL yang satu ini. Pertamakalinya Indonesia mengimpor KRL bekas dari Jepang. Kita tau dulu Indonesia pernah mengimpor KRL bertraksi rheostatik dalam kondisi baru. Namun yang ini bekas.

Salah satu temen gue bilang itu pertamakalinya orang bisa ngerasain duduk dilantai KRL karena bersih. Sebelum 6000 datang, KRL yang ada hanya KRL bertraksi rheostatik yang sudah kumal dan berlantai kotor.

Pertamakalinya Jepang menghibahkan kereta listrik ke Indonesia. Karena tadi, Menurut informasi yang gue dapet dari wikipedia, Kaisar Akihito yang prihatin[butuh rujukan] dengan kondisi KRL Jabotabek yang buruk (mengingat tahun 90-an akhir mulai banyak "Atapers"), menghibahkan KRL ini ke PT KAI pada tahun 2000, dan digunakan untuk jalur Jabotabek, dioperasikan di sebagian besar rute untuk layanan ekspres dengan tambahan pendingin udara. (ketauan banget kopas dari wiki)

Pertamakalinya gue naik KRL. ya KRL ini, inget banget gue naik ini dari Jakarta ke Bogor pas kelas 3 SD karna ikut nyokap ngurus MLM. dan banyak kata "pertamakali" lainnya

Terakhir kalinya gue naik 6000. Beberapa hari yang lalu dari Kemayoran ke Manggarai
Ada desas-desus yang terdengar memilukan. KRL ex-TOEI 6000 akan dipensiunkan tahun ini. Setelah 15 tahun mengabdi pada masyarakat Indonesia khususnya JABODETABEK. Gila, sedih banget bro. gue gak bakal sanggup kalo diajak ke lastrunnya walaupun gue dateng nanti. Fakta ini wajar menurut gue. KRL ini udah muter rodanya selama 46 tahun, lebih tua dari bokap gue. Yang tersisa sekarang ada 2 set, yaitu 6181-6168 dan Espass sebenernya ada di Dipo sebagai tukang langsir, yaitu rakitan jadi total yang idup 3 set. Belum lagi rencana datangnya 205 kei dari Nanbu line. Serasa sempit harapan buat ngeliat KRL ini disaat-saat sekarang. Bahkan ditahun ini gue sama sekali belum naik Espass.

Untuk performa, gue gak tau detailnya tapi menurut gue masih lumayan lancarjalannya walaupun sedikit "ndet-ndetan" kalo mau start. Untuk AC karena udah ada yang diganti pake ThermoRail yang baru, mendinganlah. Tapi tetep masih ada kaleng sardennya.

Apakah perjalanan terakhir sang legenda sudah dekat? tidak, iya, mungkin... yang pasti bakal banyak yang pasang muka dramatis kalo kejadian itu tiba. Bagaimanapun, ini permulaan bagi "modernisasi" komuter JABODETABEK, sang legenda tak akan tertimbun ingatan yang kian bertambah. Gue bahkan bikin headmark untuk TOEI 6000 walaupun gak bagus-bagus amat

Belum terlambat untuk mengucapkan selamat tinggal...

5 comments:

  1. hoii, Espass sama 6161F masih Loop Line!!!

    ReplyDelete
  2. Koreksi: Toei muka datar dan Palkon masih hidup, namun hanya sebagai juru langsir di dipo DP dan BOO.

    Tentang Espas, gua mau sharing dah beberapa kali "apes" kedapetan ini dan semuanya pas gua masih tinggal di TEB sehingga gak pernah jadi kaleng sarden di dalem. Dinginnya bener2 pol kok

    Jujur meski sekarang Toei 6000 udah ketuaan dan tentu saja dicaci-maki, namun orang harus ingat inilah yang memulai kisah KRL AC/KL1 di Indonesia

    ReplyDelete